Syukurnya orangtua saya bisa termasuk berkecukupan sehingga selama ini bisa mengirimi uang saku bulanan lebih dari yang saya butuhkan untuk hidup di perantauan sehingga saya bisa agak leluasa menaikkan rencana anggaran bulanan.
Begitulah, jika saya saja yang tidak miskin dihadapkan pada pilihan-pilihan yang makin sulit, maka tidak terbayang kepusingan +80% rakyat Indonesia yang masih hidup jauh di bawah standar kelayakan menghadapi inflasi yang pada hakikatnya adalah pemiskinan yang sistematis.
Kadang saya bermimpi pemerintah Indonesia punya nyali sebesar gunung dan menasionalisasi Exxon, Freeport dan perusahaan pencuri lainnya. Atau memancung semua koruptor dari kantor desa sampai gedung DPR. Atau menyediakan tanah untuk taman kota atau fasilitas umum lain alih-alih membangun mal di kota-kota besar yang semakin menjijikkan. Apa daya, mimpi saya sebatas mimpi. Saya harus bangun dan mengejar bis kuning jam 6.30....
1 comment:
hmm..
kang qui, gw add ya ke blogroll...
hehe, kumpulin yuk blogger yang ada di fkui??
Post a Comment