Friday, August 29, 2008

There's always a first time for everything...

...atau begitulah kata orang.

Bagi saya, kalimat di atas itu bermakna luas sekali di medio 2008 ini. Waktu liburan kemarin, ada banyak hal yang baru pertama saya lakukan, dimulai dari naik taksi tengah malam dari bandara ke rumah (biasanya ortu memaksa menjemput meskipun saya bilang tidak usah; thanx Mom, Dad :D). Kemudian, saya juga mencoba pertamakali naik kendaraan air yang namanya jetski. Riding that thing feels like riding boom-boom car on water, except there's no cage or other vehicles to limit my speed. Pertamakali naik gokart di venue gokart pertama yang ada di Makassar. Pertamakali naik becak bersama ibu jam 10 malam hanya untuk beli gorengan di ujung jalan.

Juga, di medio 2008 ini, ada "pertamakali" lain yang terjadi dalam hidup saya. Saya sudah jadi siswa, sudah jadi bagian dari institusi pendidikan, selama 19 tahun dan ini pertamakalinya saya tinggal kelas.

Awalnya cukup berat bagi saya untuk mengakui bahwa saya sekarang seorang "veteran", istilah di kampus saya untuk orang yang tinggal kelas. Dulunya saya berpikir bahwa tinggal kelas adalah suatu aib. "Kalau bisa lulus lebih cepat, kenapa harus berlama-lama?" kata orang. Sampai beberapa tahun lalu, saya tidak menentang anggapan itu. Namun dalam beberapa tahun belakangan, sebelum saya sendiri yang mengalami tinggal kelas, apa yang saya lihat di kehidupan akademik mahasiswa menunjukkan bahwa anggapan itu salah. Dengan tinggal kelas, mengulang program, mengulang mata kuliah, atau apapun namanya, tidak berarti bahwa seseorang itu bodoh, tidak mau belajar, dan semacamnya. Mereka hanya gagal di kesempatan pertama dan sedang mencoba kesempatan lain. Apa salahnya itu?

Yang sekarang saya rasakan adalah rasa malu karena pernah sepakat dengan anggapan bahwa tinggal kelas itu aib. Saya kini seorang veteran, seorang yang tinggal kelas, dan saya bangga dengan status itu karena saya diberikan kesempatan untuk mempelajari suatu hal lebih lama, bertemu dengan teman-teman baru, dan lebih memaknai kesempatan kedua yang saya nikmati sekarang.
Karena tidak selalu ada kesempatan kedua..., atau begitulah kata orang.